Perbedaan Dropshipper dan Reseller Yang Perlu Diketahui

Diposting pada

Bacaaja.Id – Perbedaan Dropshipper dan Reseller Yang Perlu Diketahui. Dengan semakin berkembangnya tren belanja online, semakin banyak peluang bisnis yang muncul.

Misalnya berjualan lewat internet menggunakan sistem reseller atau dropshipper karena kedua perusahaan ini tidak membutuhkan banyak modal untuk memulai dan cukup mudah dilakukan.

Meskipun sistem operasi kedua perusahaan serupa, masih ada perbedaan yang cukup kontradiktif di antara mereka. Nah, admin akan berbagi informasi tentang perbedaan kedua sistem bisnis tersebut.

Cara Kerja

Yang membedakan bisnis reseller dengan bisnis dropship adalah cara kerjanya.

Dropshipper, lebih menekankan pada proses pemasaran. Mengikuti proses pemasaran yang sukses, Anda biasanya menerima pesanan dan pembayaran dari konsumen. Pesanan kemudian harus dikirim ke pemasok.

READ :  Tips Sukses Berjualan dan Ide Bisnis Offline Yang Cocok Di Masa Pandemi

Ketika pemasok menerima pesanan, mereka akan mengirimkan barang tersebut ke alamat pembeli dengan menggunakan nama toko Anda.

Walaupun bisa dikatakan reseller hampir sama dengan pedagang biasa, namun mengharuskan Anda untuk menimbun barang terlebih dahulu sebelum menjualnya kepada konsumen. Penjual biasanya menerima barang dari pemasok atau distributor.

Modal

Selain kegiatan pemasaran, Dropshippers hampir tidak perlu mengeluarkan biaya apa pun. Sistem penjualan langsung juga memungkinkan Anda menerima pembayaran di muka dan mendapat untung.

Pada saat yang sama, dealer membutuhkan lebih banyak dana karena mereka harus terlebih dahulu memiliki persediaan.

Keuntungan

Ada banyak faktor yang mempengaruhi keuntungan ini, tetapi jika kita mulai dengan asumsi bahwa keduanya berdagang dengan jumlah yang sama, reseller jelas lebih menguntungkan.

READ :  Cara Mudah Trading Forex Dengan MetaTrader 4 Di Android dan IOS

karena tengkulak cenderung membeli persediaan dalam jumlah banyak, maka harga beli yang dihasilkan juga akan lebih murah daripada harga beli satuan.

Sementara itu, dropshipper melakukan pembelian hanya setelah menerima pesanan dari konsumen. Dengan kata lain, harga beli yang diterima dari pemasok adalah harga beli satuan. Jika keduanya dijual dengan harga yang sama. Penjual jelas lebih untung.

Resiko

Risiko dropshipper umumnya lebih rendah daripada reseller. Salah satu ancaman paling umum bagi dropshippers adalah pelanggan tidak akan tertarik dengan produk yang Anda tawarkan.

Dengan kata lain, biaya periklanan atau pemasaran tidak berfungsi. Pengecer juga menanggung risiko yang hampir sama, tetapi pada tingkat yang relatif lebih besar, karena selain biaya pemasaran, pengecer juga menanggung biaya perolehan persediaan.

READ :  6 Hal Yang Harus Diperhatikan Perusahaan Startup

Jadi, jika produk tidak laku di pasaran, kerugiannya akan lebih besar daripada menggunakan sistem dropshipping.

Terima Kasih.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *